MENYAMPAIKAN PRESENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Presentasi adalah salah satu bentuk
komunikasi yaitu pertukaran pesan/informasi antara seseorang dengan orang lain.
Seseorang membawa informasi tersebut
kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui sebuah saluran. Selanjutnya
orang menerima informasi dan bereaksi atas informasi yang diterimanya tersebut.
Keberhasilan suatu presentasi ditentukan oleh seberapa banyak informasi yang
dapat diterima oleh orang dan seberapa ketepatan reaksi yang diberikan oleh
orang seperti yang inginkan.
Cara seseorang menyajikan
penjelasan terhadap data, uraian proses, maupun pembelajaran, baik disajikan di
muka audience dengan bantuan alat
peraga berupa slide show, program
aplikasi yang menyajikan informasi interaktif yang dapat diakses secara
personal, maupun presentasi dalam bentuk cetakan yang dibagikan kepada semua
penerima informasi. Menyajikan presentasi secara elektronik dapat digunakan
dengan berbagai macam sarana, misalnya dengan media Animasi 3D (3DMax, Maya,
dan sebagainya), yang paling sederhana dari semuanya itu adalah menggunakan Slide Show yang dibuat dengan Microsoft PowerPoint, dengan PowerPoint pun dapat menganimasikan
teks, menyisipkan foto, video, animasi, serta suara.
Sebelum menyajikan sebuah presentasi ada
beberapa persiapan teknis yang perlu dilakukan. Usahakan untuk datang ke tempat
pertemuan lebih awal untuk mempersiapkan berbagai hal teknis, seperti mengecek
kejelasan tulisan transparasi atau slide yang
anda gunakan dari tempat duduk yang paling jauh. Akan sangat menjengkelkan bagi
peserta apabila tulisan pada transparasi tidak terbaca karena terlalu kecil.
Demikian pula perlu dilihat apakah posisi layar dapat dilihat dengan mudah oleh
seluruh peserta. Dengan mengenal ruangan dan lingkungan sebelum presentasi anda
akan merasa lebih nyaman dan santai, dan hal ini akan mengurangi ketegangan
yang tidak perlu.
Sebaiknya ada petugas yang membantu untuk
menjaga kelancaran presentasi. Petugas tersebut dapat membantu membagikan bahan
presentasi kepada peserta, mengatasi berbagai hal teknis yang muncul, seperti
listrik atau overhead projector mati,
tempat duduk kurang, dan sebagainya. Pada umumnya presentasi dilakukan dengan
langkah-langkah yaitu pendahuluan, penyajian. tanya jawab, rangkuman/simpulan,
dan penutup.
Maka
dalam makalah ini akan dibahas mengenai teknik-teknik dalam menyampaikan
presentasi serta cara melakukan evaluasi presentasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
Bagaimana teknik-teknik dalam melakukan
presentasi?
1.2.2
Bagaimana cara melakukan evaluasi
presentasi?
1.2.3
Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan
setelah presentasi?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1
Untuk mengetahui teknik-teknik dalam
melakukan presentasi.
1.3.2
Untuk mengetahui cara melakukan evaluasi
presentasi.
1.3.3
Untuk mengetahui tindak lanjut yang
dilakukan setelah presentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teknik-teknik Presentasi
Dalam
melakukan presentasi ada beberapa faktor dan teknik yang harus mendapat
perhatian.
1)
Menanggulangi rasa takut
Kecemasan atau ketakutan untuk
berbicara dan melakukan presentasi di depan publik bukan merupakan hal yang
aneh. Hampir setiap orang yang dianggap sebagai orator besar pun pada awalnya
juga mengalami kecemasan untuk melepaskan diri dari kecemasan berbicara di
depan umum, bagi yang telah menyiapkan diri dengan baik, pendengarnya sama
sekali tidak menampakan kecemasan dan kegugupan pembicara. Ada beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk mengetasi kecemasan tersebut. Pertama, adalah
memulai dengan penguasaan diri dan materi yang baik. Sebelum maju kedepan
podium, ambil napas panjang beberapa kali untuk menenangkan diri dan katakan kepada
diri sendiri, “Pasti! saya bisa melakukannya dengan baik”. Kemudian,
berbicaralah dengan tenang, suara yang jelas dan bulat serta irama lebih lambat
dari kebiasaan berbicara. Ada baiknya merancang terlebih dahulu kalimat-kalimat
pertama sebagai pendahuluan yang akan diucapkan. Bagaimana melakukan pembukaan
supaya menarik perhatian pendengar? Pendahuluan yang baik akan menimbulkan dan
menumbuhkan keyakinan dalam diri pembicara bahwa ia diterima oleh pendengarnya.
Selanjutnya sampaikan tujuan presentasi.
2) Kredibilitas
presenter
Melakukan presentasi tidak lepas
dari teori komunikasi yang menyatakan pentingnya presenter, media dan penerima
pesan. Peranan presenter dan media akan dibahas dalam bagian ini. Sementara
pembahasan tentang penerima pesan telah dilakukan pada bagian mempersiapkan
presentasi. Hal utama dalam presentasi adalah kredibilitas presenter yang akan
menentukan sejauh mana dia dapat menyampaikan materi presentasinya dengan cara
yang komunikatif dan meyakinkan. Untuk menyajikan presentasi yang meyakinkan,
presenter harus benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan sehingga
tidak ada lagi keragu-raguan yang muncul pada saat harus menjelaskan atau
menjawab pertanyaan peserta. Presentasi yang baik juga dipengaruhi oleh
integritas presenter yang dilihat dari kejujuran presenter. Dia akan
menyampaikan sumber informasi yang digunakan dengan akurat untuk menghindari
plagiatisme. Presenter yang jujur akan mengatakan tidak tahu, apabila
benar-benar tidak tahu.
3)
Memberikan penekanan kepada pokok-pokok pikiran
penting
Dalam menyajikan presentasi,
pembicara hendaknya tidak sekedar membaca kata-kata yang tertulis dalam
tayangan tanpa berusaha memberikan elaborasi. Hal ini bisanya dilakukan
pembicara bila menganggap materi banyak tetapi waktu yang disediakan kurang.
Cara ini tidak komunikatif, dan dapat menimbulkan kesan pembicara tidak
menguasai materi. Apabila ada pokok-pokok pikiran penting yang ingin ditangkap
dan dipahami oleh pendengar, pembicara perlu mengulangnya beberapa kali supaya
pokok pikiran tersebut merasuk dalam benak pendengar, penyampainnya tidak
menggunakan kata-kata yang sama, tetapi pikiran dasarnya sama.
Penekanan pada pokok-pokok pikiran
yang penting juga dapat dilakukan melalui tekanan nada suara. Seorang pembicara
tentu mengharapkan ide atau gagasan-gagasan yang penting akan diingat oleh
pendengar.
4) Pandangan
mata
Komunikasi yang baik dalam
presentasi akan difasilitasi oleh kontak atau pandangan mata. Usahakan untuk
memandang mata pendengar secara individual sesering mungkin, tetapi jangan
terkesan hanya pada orang-orang tertentu saja. Jangan terjebak dengan anggapan
yang salah bahwa kalau tidak berani memandang mata pendengar, pandanglah tembok
dibelakang atau jatuhkan pandangan di atas kepala pendengar. Hal ini sangat
merugikan, sebab melalui sinar mata pendengar, pembicara dapat mendeteksi
apakah pendengar memperhatikan dan memahami pembicara atau tidak.
5) Gunakan Ilustrasi untuk
Menjelaskan Gagasan
Memahami suatu konsep akan dipermudah dengan
menggunakan ilustrasi, berupa gambar, tabel, grafik dan sebagainya. Penggunaan ilustrasi juga
akan membuat presentasi, menjadi lebih menarik. Walaupun ilustrasi dapat menjadikan presentasi lebih
menarik, tetap harus dipilih dengan cermat supaya jelas relevansinya dengan
pokok pembicaraan. Sebagaian contoh gambar kartun berikut ini sederhana tetapi memuat konsep
pendidikan yang penting, yaitu kenyataan yang masih terjadi dalam masyarakat
bahwa pendidikan dianggap semata sebagai transfer of knowledge atau penyampaian
informasi yang sudah masak siap ‘dimakan’ oleh murid. Padahal, paradigma
pendidikan masa kini menggarisbawahi pentingnya kemampuan murid untuk
‘mengonstruksi’ pengetahuan sesuai penalarannya sendiri.
Apabila
diperlukan gunakan cerita atau anekdot dalam presentasi karena hal ini akan membantu
pendengar untuk memahami dan mengingat apa yang pembicara sampaikan. Seorang pembicara yang baik biasanya dapat berceritera, mereka menggunakan anekdot untuk
memberikan tekanan pada gagasan yang penting. Oleh karena itu, setiap menemukan
hal-hal yang menarik yang dapat digunakan sebagai anekdot sebaiknya dicatat.
Apa yang anda observasi dan alami sering kali menjadi gagasan yang menarik
untuk disampaikan dalam presentasi.
6) Tanya jawab
Suatu presentasi biasanya diikuti dengan tanya jawab untuk
memberikan kesempatan kepada pendengar meminta penjelasan atas poin-poin
tertentu atau untuk memberikan komentar atau mengaitkan dengan informasi lain
yang relevan. Presentasi yang baik akan terasa, seperti suatu percakapan yang
terus bergulir dan mengalir melibatkan pendengar dan presenter. Berikan jawaban yang jelas, langsung pada pokok permasalahannya atau dengan contoh kalau diperlukan.
Dalam
tanya jawab, seorang pembicara harus mempunyai kemampuan dan kesediaan untuk
mendengarkan orang lain dengan baik. Kesediaan untuk mendengarkan dengan baik
bukan sifat bawaan, tetapi merupakan kemampuan yang dilatih dan dapat
dipelajari.
Pada
kenyataan komunikasi dalam suatu presentasi menjadi terhambat karena kebiasaan
mendengarkan yang tidak baik dari pembicara maupun peserta. Ada beberapa faktor
yang menyebabkan kebiasaan mendengarkan yang buruk.
Hamilton
(1977) mengidentifikasi beberapa faktor penyebab terjadinya proses mendengarkan
yang buruk sebagai berikut.
a.
Hambatan Fisik
Komunikasi akan terganggu oleh faktor-faktor yang bersifat fisik, seperti
dengungan suara, OHP, dering telepon seluler yang sering terjadi dalam suatu presentasi, mobil yang menderu di jalan
raya, dan sebagainya. Oleh karena tidak dapat mendengarkan dengan jelas, sering
kali terjadi salah mengerti dengan apa yang ditanyakan peserta. Dalam hal ini,
sebaiknya pembicara meminta penanya yang
bersangkutan untuk mengulang pertanyaannya. Pembicara dapat juga terganggu dalam mendengarkan orang lain, misalnya masih ada peserta yang berjalan-jalan karena belum mendapat
tempat duduk. Pembicara jangan segan untuk
menghentikan pembicaraan sampai orang yang bersangkutan mendapatkan tempat
duduk.
b.
Hambatan Personal
Hambatan personal dapat
berasal dari kondisi fisik pembicara, misalnya kecemasan, tidak merasa sehat,
dan sebagainya atau disebabkan faktor psikologis pembicara, terganggu
konsentrasi karena memikirkan hal lain atau persepsi negatif terhadap orang
lain. Apabila seseorang terganggu kesehatannya, akan sulit baginya untuk
berkontraksi mendengarkan orang lain karena diganggu rasa sakit. Demikian pula
seseorang yang cemas memikirkan anaknya yang sakit di rumah akan sulit
berkonsentrasi mendengarkan pembicara orang lain. Di samping itu, hal yang biasanya tidak begitu disadari adalah perasaan
negatif terhadap orang lain. Sikap ramah, raut muka yang tenang dan terbuka
menjadi pending dalam mendengarkan orang lain.
c.
Hambatan Peristilahan (Semantik)
Konsentrasi mendengar juga dapat terganggu oleh
banyaknya istilah-istilah asing yang baru atau tidak dikenal. Kita mungkin pernah mendengarkan pembicara yang senang menggunakan kata-kata
asing tanpa berusaha menjelaskan apa yang dimaksud atau istilah-istilah teknis
yang diketahui hanya oleh kelompok terbatas. Hal ini mungkin membuat pendengar kehilangan gairah untuk
mendengarkan dengan baik. Hal serupa berlaku pula bagi pembicara. Oleh sebab
itu penting sekali menganalisis siapa yang kira-kira menjadi pendengar sehingga
anda tahu persis istilah apa yang harus digunakan atau harus dijelaskan.
7)
Jaga Penampilan yang Terbaik
Wajah
orang yang tersenyum menimbulkan rasa senang dan simpati dari orang yang
meilhatnya. Seseorang akan terlihat ramah dan percaya diri apabila mereka
tersenyum relaks. Seseorang tidak ingin mendengarkan pembicara yang berwajah
berkerut-kerut, seperti menanggung beban yang berat. Sebelum mulai berbicara
tersenyumlah dengan hangat kepada pendengar. Pendengar akan menjadi nyaman dan
merasa terhubung dengan pembicara, tetapi jangan juga berlebihan, tersenyum
terus sepanjang waktu. Perubahan-perubahan emosi dalam penyajian perlu dapat
direfleksikan melalui air muka. Jaga pula kualitas suara anda dengan minum air
putih hangat sebelum bicara supaya tenggorkan terasa longgar. Bernafaslah
dalam-dalam dengan perlahan dan berbicara dengan kecepatan lebih lambat dari
biasanya. Pendengar perlu berpikir saat mendengar perkataan pembicara berusaha
mencernanya.
Dalam
suatu presentasi dapat terjadi kesalahan atau gangguan teknis. Jangan panik
terhadap gangguan yang terjadi. Misalnya pada saat memulai berbicara, lampu projector tiba-tiba mati, padahal OHP slide
dibutuhkan untuk memandu presentasi. Beri waktu kebagian teknisi untuk
memperbaikinya. Kalau tidak dapat diperbaiki, jangan tunggu terlalu lama,
pendengar akan menjadi resah. Gunakan bahan cetak untuk memandu presentasi.
Seorang pembicara harus selalu siap dan membayangkan kalau terjadi gangguan
seperti itu, langkah selanjutnya (contingency
plan) apa yang harus dilakukan. Tetap tenang dan tersenyum, bernapas dalam
dan kedengaran tidak gugup, lakukan adaptasi presentasi. Konsentrasikan pada
gagasan yang akan disampaikan.
8) Tepati
Waktu
Mulai
dan akhiri presentasi. tepat pada waktunya. Apabila masih ada yang belum hadir
, tetapi jumlah yang datang sudah mamadai, mulailah dengan memperkenalkan diri.
Kalau menunggu lebih lama lagi waktu yang lain, orang yang telah datang awal
dan tepat waktu akan merasa tidak dihargai bahkan “dihukum”. Setelah presentasi
dimulai, apabila ada pendengar yang lain datang, jangan mengulangi apa yang sudah
disampaikan bagi mereka. Selesaikan pada waktu yang telah ditetapkan, meskipun
tidak dapat membahas semua yang ingin dibicarakan.
Oleh
sebab itu, usahakalah untuk membahas hal-hal yang penting awal pertemuan,
jangan menunggu sampai saat terakhir.
9) Akhiri
Presentasi dengan Baik
Berikan
kesimpulan atau penegasan kembali gagasan utama presentasi sebagai penutup. Ada
beberapa cara untuk mengkhiri presentasi dengan baik, misalnya dengan mendorong
peserta untuk melakukan suatu tindakan setelah mendengarkan presentasi anda.
Selanjutnya gunakan kata-kata penutup, seperti “sampai di sini diskusi kita,
dan sampai bertemu lagi”, dan sebagainya.
2.2 Evaluasi Presentasi
Satu kegiatan lagi yang
tak kalah penting dalam presentasi adalah melakukan evaluasi. Evaluasi
presentasi dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat penyampaian presentasi
telah sesuai dengan yang dipraktekkan pada saat latihan. Evaluasi dilakukan misalnya dengan meminta teman atau kolega
yang
dipercaya untuk memberi masukan konstruktif setelah
mengamati presentasi. Temukan dalam hal apa saja yang masih diperlukan
perbaikan sehingga penampilan dalam presentasi berikutnya jadi lebih baik.
Kriteria-kriteria yang
perlu dievaluasi dalam presentasi meliputi dua hal, yaitu materi presentasi dan cara penyampaiannya. Masing-masing
kriteria terdiri atas beberapa poin, yaitu :
1)
Materi
Presentasi
a. Desain Slide
Tidak banyak menggunakan kalimat atau gambar yang menyebabkan audiens kesulitan memahami
pesan utama sebuah slide.
b. Urutan Slide
Mulai slide pertama hingga terakhir berisi
rangkaian gagasan yang sistematis, logis dan tidak loncat-loncat .
c. Ukuran Huruf
Menggunakan jenis font yang sederhana dan
jelas, sehingga mudah dibaca audiens yang duduk di barisan depan hingga paling
belakang.
d. Kesesuaian Gambar
Memilih gambar atau foto yang relevan, proporsional dan memperkuat gagasan
dalam sebuah slide.
e. Kontras
Warna
Menggunakan tulisan dengan warna yang
kontras dengan latar belakang slide. Misalkan, tulisan hitam untuk slide dengan
latar belakang putih.
2) Cara Penyampaian Presentasi
a.
Suara
Penyampaian materi dengan volume suara
yang jelas, sehingga dapat didengar oleh semua audiens.
b.
Kepercayaan Diri
Kemantapan
dan penguasaan materi sehingga tidak gugup atau grogi dalam penyampaian.
c.
Ekspresi Diri
Penampilan yang hidup dan menarik
perhatian audiens, bahasa tubuh, pandangan, bahasa, humor
yang tepat.
d.
Kelancaran
Penyampaian yang jelas, sistematik, dan koheren.
Tidak tersendat dan tanpa transisi yang mengganggu.
e.
Efektivitas
Organisasi, pemanfaatan waktu, dan cakupan
materi sehingga sasaran penyajian tercapai. Termasuk penggunaan peraga audio visual, contoh, butir penting, dan
simpulan/penutup.
f.
Proses Tanya
Jawab
Kemampuan menangani pertanyaan dan
menjawab dengan tepat dan memuaskan.
g.
Kinerja Keseluruhan
Penyajian presentasi secara keseluruhan.
Proses evaluasi terhadap
materi presentasi dan cara penyampaiannya tersebut dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu:
1) Meminta
umpan balik atau tanggapan dari audiens
Metode umpan balik ini dapat dilakukan dengan membuat semacam kuesioner
kepada audiens. Pada saat sesi akhir presentasi, sebelum beralih ke sesi
berikutnya, presenter dapat membagikan kuesioner dan meminta audiens untuk
memberikan tanggapan dengan mengisi poin-poin yang tercantum didalamnya.
2)
Meminta masukan dari rekan kerja atau
anggota tim
Selain
audiens, presenter juga perlu meminta masukan atau tanggapan dari rekan kerja
atau anggota tim lainnya. Presentasi biasanya adalah hasil kerja sebuah tim dan
disampaikan mewakili suatu organisasi, institusi atau bidang kerja. Setelah
menyampaikan presentasi, presenter dapat meminta saran dan tanggapan anggota
tim terhadap presentasi yang telah dilakukan.
3)
Mendokumentasikan kegiatan presentasi
Selain
umpan balik dan masukan dari audiens, presenter juga dapat mengevaluasi
presentasinya dengan meminta tolong rekan kerja atau anggota tim untuk merekam
selama presenter menyampaikan materinya.
Dari
hasil rekaman video tersebut, presenter dapat memutar ulang rekaman presentasi
tersebut dan mengetahui kekurangan yang ada serta permasalahan yang terjadi.
Seperti halnya seorang pemain bulutangkis atau sepakbola yang merekam
pertandingannya, kemudian memutar ulang pertandingan tersebut untuk mengetahui
kelemahan atau kesalahannya.
Cara ini juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
apakah presentasi yang ditampilkan telah sesuai dengan yang dilakukan pada saat
latihan beberapa hari sebelumnya.
Proses evaluasi setelah
presentasi perlu dilakukan dengan tujuan agar presenter dapat mengetahui kekurangan-kekurangan
dan memperbaikinya. Dengan cara tersebut, pada saat presentasi selanjutnya,
diharapkan dapat dilakukan dengan lebih baik lagi. Sehingga dengan demikian,
seorang presenter akan terus berkembang menjadi presenter yang baik.
2.3 Tindak Lanjut Presentasi
Dibawah
ini ada beberapa tindak lanjut yang
dilakukan setelah presentasi sebagai berikut.
1) Membuat catatan interaksi dalam
presentasi
Setelah
presentasi berakhir, pembicara perlu mmembuat catatan tentang berbagai kejadian
dalam presentasi, termasuk berbagai pertanyaan yang ditanyakan, kritik dan
masukan peserta, serta kelancaran proses. Catatan ini dapat digunakan ketika
akan mempresentasikan topik yang sama ditempat lain atau untuk mengembangkan
lebih lanjut bahan presentasi menjadi tulisan lain yang utuh.
Simpan
catatan pribadi tentang presentasi yang sudah dilakukan dan gunakan sebagai
masukan pada saat mempersiapkan diri
untuk presentasi selanjutnya. Dalam catatan tersebut juga dapat
dicantumkan apa yang sudah dilakukan yang bermanfaat untuk kelancaran
presentasi dan apa yang menghambat, serta strategi lain yang dapat membuat
presentasi menjadi lebih baik.
2) Penyebaran lanjut informasi
Gagasan
yang muncul dan dibahas dalam presentasi akan sia-sia kalau hanya berakhir
tanpa tindak lanjut. Sebaiknya setelah presentasi buatlah ringkasan atau
rangkuman gagasan dan isu utama serta hasil diskusi, dan membuat newsletter untuk dikirimkan kepada
kolega atau berbagai pihak yang relevan dan yang akan mendapat manfaat dari
informasi yang disampaikan. Bahan presentasi setelah diedit dengan baik dapat
juga dijadikan artikel untuk dikirimkan ke jurnal ilmiah.
3) Penutup
Berbicara
dimuka umum lebih merupakan keterampilan yang dapat dipelajari daripada bakat
sejak lahir. Seseorang yang mempunyai bakat berbicara di depan publik, tetapi
jarang atau tidak pernah menggunakannya akan kehilangan bakat tersebut.
Sebaliknya, semakin sering dilakukan maka akan semakin terampil. Untuk menjadi
presenter yang hebat, diperlukan latihan, waktu, dan kesungguhan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1
Teknik-teknik
Presntasi
Dalam melakukan presentasi ada beberapa faktor
dan teknik yang harus mendapat perhatian.
1) Menanggulangi
rasa takut
2) Kredibilitas
presenter
3) Memberikan
penekanan kepada pokok-pokok pikiran penting
4) Pandangan
mata
5) Gunakan Ilustrasi untuk
Menjelaskan Gagasan
6)
Tanya jawab
3.1.2
Evaluasi
Presentasi
Proses evaluasi terhadap
materi presentasi dan cara penyampaiannya tersebut dapat dilakukan melalui tiga
cara, yaitu (1) Meminta umpan balik atau tanggapan dari audiens, (2) Meminta
masukan dari rekan kerja atau anggota tim, (3) Mendokumentasikan kegiatan
presentasi.
3.1.3
Tindak
Lanjut Presentasi
Ada beberapa tindak
lanjut yang dilakukan setelah presentasi yaitu (1) Membuat catatan interaksi dalam presentasi, (2) Penyebaran lanjut
informasi, (3) Penutup.
3.2
Saran
Adapun saran yang dapat
penulis sampaikan yaitu sebagai seorang calon pendidik hendaknya memahami
teknik-teknik menyampaikan presentasi dengan baik serta cara melakukan evaluasi
presentasi agar nantinya dapat melakukan presentasi dengan baik dan menarik
dalam proses pembelajaran.
DAFTAR
PUSTAKA
Wardani., dkk. 2007. Teknik
Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Universitas Terbuka
0 komentar:
Post a Comment