SISTEMATIKA DAN CARA PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menulis karya
ilmiah merupakan salah satu cara bagi para akademisi baik tenaga pengajar,
mahasiswa, peneliti ataupun ilmuwan untuk memaparkan gagasan, pemikiran atau
temuan sehingga dapat disebarkan dan dikomunikasikan kepada sesame ilmuwan
ataupun masyarakat luas lainnya. Kemampuan menulis karya ilmiah tidak dapat
dimiliki oleh seseorang begitu saja. Day (1993) mendefinisikan karya ilmiah
sebagai tulisan yang
harus ditulis dengan cara tertentu dan juga dipublikasi dengan cara tertentu
pula. Sementara Botowijoyo (1985) mengatakan bahwa karangan ilmiah adalah
karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi
penulisan yang baik dan benar.
Penulisan karya
ilmiah yang baik harus mengikuti aturan baku yang lazim digunakan. Namun
demikian, kualitas suatu karya ilmiah sangat ditentukan pula oleh kemampuan
individu penyusun dalam menuangkan gagasannya secara runtut. Penulisan karya
ilmiah yang runtut dan jelas akan melancarkan proses transfer gagasan dan
pemikiran penulis kepada pembacanya. Day (1993) menyebutkan bahwa setiap karya
ilmiah seharusnya mengandung empat komponen dasar, yaitu pendahuluan, metode,
hasil, dan diskusi. Weissberg dan Buker (1990) lebih terperinci mengemukakan
bahwa ada 5 komponen utama dalam penulisan karya ilmiah yang merupakan laporan
suatu penelitian, yiatu abstrak, pendahuluan, metode, hasil, dan diskusi.
Apabila kita melihat sistematika penulisan karya ilmiah secara utuh, seperti
yang dikemukakan oleh Indriati (1987), komponen penulisan karya ilmiah dapat
dibedakan halaman judul tulisan, abstrak, pengantar, permasalahan penelitian,
bahan dan cara penelitian, hasil, pembahasan, simpulan, ucapan terima kasih,
dan daftra pustaka.
Apapun bentuknya,
pada dasarnya penulisan karya ilmiah memiliki sistematika atau susunan baku
yang harus diikuti oleh penu;is. Sistematika karya ilmiah secara umum dapat
dikaitkan sebagai aturan meletakkan bagian atau komponen karya ilmiah. Bagian
atau komponen apa yang harus didahulukan dan mana yang kemudian. Walaupun
secara umum sistematika karya ilmiah serupa, yaitu dimulai dengan komponen
pendahuluan, isi, dan penutup, namun secara lebih spesifik sistematika karya
ilmiah dapat berbeda sesuai dengan keperluan atau kepentingan pembuatan karya
ilmiah itu sendiri. misalnya, komponen yang terkandung dalam sistematika karya
ilmiah untuk diterbitkan dalam suatu jurnal, dapat berbeda dengan sistematika
karya ilmiah utnuk jurnal yang lain. Demikian pula, sistematika untuk suatu
makalah berbeda dengan sistematika suatu laporan penelitian.
Ragam karya ilmiah
yang dikenal dalam dunia akademik cukup banyak, salah satunya adalah laporan penelitian. Laporan
penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi antara peneliti dengan
masyarakat umum terutama pembaca yang ditargetkan atau yang berkepentingan
dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut (Wardani, 1997). Oleh karena
itu, apabila laporan penelitian dapat berfungsi sebagai media komunikasi yang
efektif maka suatu laporan penelitian harus disusun secara jelas sehingga mudah
dipahami oleh pembacanya yang tidak terlibat di dalam penelitian itu sendiri.
Walaupun ada
beberapa jenis laporan penelitian yang tergantung kepada pembaca utama yang
ditargetkan, namun ada suatu sistematika baku yang pada umumnya diikuti oleh
setiap peneliti dalam melaporkan hasil penelitiannya. Beberapa penulis (Turk
& Kirkman, 1982; Britowidjoyo, 1985; Arifin, 1987; Indriati, 2001)
mengemukakan bahwa sevara umum sebhah laporan penelitian harus memiliki unsur
(1) judul tulisan, (2) abstrak, (3) pendahukuan, (4) bahan dan metode
penelitian, (5) hasil, (6) pembahasan, (7) simpulan dan saran, (8) daftar
pustaka. Kedelapan unsur ini merupakan komponen dasar yang harus terdapat dalam
sebuah laporan penelitian. Walaupun demikian, pengelompokkan penyajian
unsur-unsur tersebut bervariasi sepanjang menjelaskan keseluruhan unsur yang
harus disajikan. Di samping itu, masing-masing penulis dapat pula mengemukakan
komponen atau unsur tambahan yang dapat memperjelas sistematika karya ilmiah. Secara umum, sistematika
suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri dari 3 bagjan pokok, yaitu : (1) bagian pembuka; (2) bagian inti; dan (3) bagian penutup.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, akan dijelaskan lebih mendalam mengenai sistematika
dan cara penyusunan laporan penelitian. Hal ini bertujuan agar dapat lebih memahami dan menguasai bagaimana sistematika dan cara penyusunan laporan
penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan
latar belakang tersebut, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1
Bagaimanakah sistematika bagian
pembuka dalam laporan penelitian?
1.2.2
Bagaimanakah sistematika
bagian inti dalam laporan penelitian?
1.2.3
Bagaimanakah sistematika
bagian penutup dalam laporan penelitian?
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah didapatkan tujuan
sebagai berikut.
1.3.1 Untuk
mengetahui sistematika bagian pembuka dalam laporan
penelitian.
1.3.2 Untuk mengetahui sistematika bagian inti dalam laporan
penelitian.
1.3.3 Untuk mengetahui sistematika bagian penutup dalam
laporan penelitian.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sistematika Bagian
Pembuka dalam Laporan Penelitian
Bagian
pembuka pada umumnya digunakan apabila
laporan penelitian merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk
laporan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku,
tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Dalam kasus
tersebut biasanya yang digunakan hanyalah judul laporan.
Menurut
Arifin (1987), bagian pembuka sebuah laporan penilitian lengkap harus
mengandung komponen-komponen berikut ini.
a)
Judul
Judul merupakan
pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah. Sebelum membaca isi sebuah karya
ilmiah, semua orang akan mengawali dengan membaca judul karya tersebut. Untuk
itu judul sebuah karya ilmiah harus menampilkan fakta yang ingin
diungkapkan,jelas, positif, singkat, khas, serta mampu menampilkan kata kunci
dari sebuah tulisan. Dengan demikian, judul dapat memandu pembaca ke arah inti
karya ilmiah. Rumusan judul penelitian
harus singkat (maksimal 25 kata) dan spesifik, tetapi dengan jelas
menggambarkan penelitian yang akan dilakukan.
b)
Halaman judul
Halaman judul diletakkan sesudah halaman
depan atau cover. Pada halaman ini umumnya terdapat judul, penulis, dan
penerbit (apabila diterbitkan oleh penerbit).
c)
Halaman pengesahan
Halaman
judul diikuti oleh halaman pengesahan. Pengesahan terhadap laporan yang ditulis
bisanya dilakukan oleh pemberi dana penelitian atau seseorang yang bertanggung
jawab terhadap penelitian yang dilakukan.
d)
Halaman penerimaan
Ada berbagai pilihan untuk
penerimaan skripsi oleh pembimbing. Cukup ditanda tangani oleh pembimbing saja,
dapat pula disamping pengesahan oleh pembimbing juga disertai oleh tanda tangan
ketua jurusan atau program studi dan tanda tangan dekan fakultas. Halaman ini
tidak boleh lebih dari satu halaman.
e)
Kata pengantar
Kata pengantar
dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum kepada pembaca tentang latar
belakang konteks penelitian, seperti rasional dilakukannya penelitian, tujuan
yang ingin dicapai, serta hal-hal lain yang dapat memberikan gambaran mengena
pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan secara umum. Pada bagian kata
pengantar juga biasanya penulis menyampaikan ucapan-ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis baik dalam pelaksanaan penelitian
maupun dalam penulisan laporannya.
f)
Abstrak
Abstrak merupakan gambaran umum mengenai
substansi laporan penelitian. Pada abstrak inilah penulis menyampaikan gambaran
singkat mengenai latar belakang metode, serta temuan hasil penelitian. Dengan
demikian, pembaca dapat mengetahuu secara umum isi dari laporan sebelum mereka
membuka halaman berikutnya.
g)
Daftar isi
Daftar isi digunakan oleh
pembaca yang ingin melihat isi karangan
ilmiah. Dengan membaca lembar daftar isi, pembaca akan dapat mengetahui isi
karangan ilmiah secara keseluruhan. Lemnbar daftar isis mencantumkan nomor dan
judul bab-bab yang tercantum dalam laporan penelitian dengan menunjukkan
halaman-halaman secara lengkap.
h)
Daftar tabel
Ada kalanya sebuah laporan
penelitian menggunakan tabel – tabel yang tersebar di pelbagai halaman. Untuk memudahkan
pembacaan laporan penelitian, diperlukan sebuah daftar tabel yang pada
hakikatnya berfungsi memperjelas laporan penelitian.
i)
Daftar grafik, bagan atau
skema
Untuk memperjelas uraian, ada
kalanya laporan penelitian dilengkapi dengan grafik, bagan, atau skema yang
tersebar di sejumlah halaman. Oleh karena itu, untuk mempermudah pembacaan
laporan penelitian, perlu dibuatkan daftar grafik, bagan, atau skema.,
j)
Daftar singkatan dan
lambang
Sejumlah singkatan ada kalanya
diperlukan dalam laporan penelitian. Guna singkatan ialah untuk memanfaatkan
ruang sebaik – baiknya. Contohnya saja penulis lebih baik menggunakan singkatan
PJPT daripada menggunakan Pembangunan
Jangka Panjang Tahap untuk penggunaan yang berulang – ulang. Kalau
singkatan yang dipergunakan banyak harus disediakan ;embar untuk menuliskan
daftar singkatan.
2.2
Sistematika Bagian Inti dalam Laporan Penelitian
Bagian inti merupakan bagian yang secara spesifik dan eksplisit
menyajikan atau mengkomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada
bagian inti inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka
teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran
disajikan secara lengkap.
1)
Pendahuluan
Pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian merupakan tulisan yang
disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan
penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh
pembaca untuk dapat memahami/mengerti informasi yang akan disampaikan.
Secara umum bagian pendahuluan harus secara lengkap mengemukakan tentang
latar belakang, ruang lingkup/pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan atau
pertanyaan penelitian, serta anggapan dasar atau hipotesis. Oleh karena itu,
dalam bagian pendahuluan biasanya juga dikemukakan secara ringkas teori dan
hasil penelitian serupa terdahulu yang dijadikan dasar dalam pembatasan dan
perumusan masalah, perumusan tujuan, serta pembuatan hipotesis. Dengan
penjelasan yang lugas dan sistematis, bagian pendahuluan akan mengantarpembaca
laporan penelitian kepada permasalahan penelitian serta tujuan yang ingin
dicapai di akhir kegiatan penelitian. Isi bagian pendahuluan ini biasanya tidak
jauh berbeda dengan isi bagian pendahuluan pada proposal penelitian, yang
merupakan dasar pijakan bagi peneliti untuk melakukan kegiatan kajian pustaka
sebelum penelitian dilakukan.
Latar belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal, yaitu (1)
penelaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain yang
relevan dengan masalah yang ingin diteliti; (2) penjelasan mengapa peneliti
menganggap masalah/topik tersebut penting untuk dipelajari/diteliti; dan (3)
manfaat hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya
dalam praktik. Apabila ketiga hal pokok ini sudah dijabarkan dengan jelas namun
cukup singkat, kemudian diteruskan dengan penyajian rumusan masalah dan tujuan
penelitian. Rumusan atau formulasi tujuan penelitian dapat beupa pernyataan
atau hipotesis. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai ada
tidaknya hubungan antara 2 atau lebih variabel/fenomena yang diteliti. Hal yang
perlu diingat adalah perlu adanya kata-kata kunci yang konsisten yang digunakan
pada rumusan masalah, tujuan dan hipotesis, yaitu nama-nama variabel yang ingin
dihubungkan, dibedakan atau diteliti.
2)
Kajian Pustaka dan Kerangka Teori
Kajian pustaka merupakan bagian penting
dari suatu laporan penelitian karena pada bagian ini diungkapkan teori-teori
serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang
sama atau serupa. Berdasarkan analisis mendalam mengenai pustaka-pustaka
tersebut, peneliti biasanya dapat membatasi masalah dan ruang lingkup
penelitian, serta menemukan variabel-variabel penelitian yang penting dan
hubungan antar variabel-variabel tersebut. Kajian pustaka juga dapat membantu peneliti
dalam menentukan pendekatan penelitiannya agar tidak steril, serta untuk
membantu peneliti dalam menafsirkan hasil analisis data dan menarik simpulan
penelitian (Puspitasari dan Anggoro, 1997).
Dalam suatu laporan penelitian unggulan,
seperti tesis atau disertasi biasanya juga disusun suatu kerangka teori
berdasarkan hasil analisis atau kajian pustaka yang telah dilakukan. Kerangka
teori ini merupakan dasar pemikiran yang menerangkan dari sudut mana suatu
permasalahan akan ditinjau, yaitu dengan menjelaskan hubungan antar konsep yang
nantinya dijabarkan menjadi berbagai variabel penelitian (Puspitasari dan
Anggoro, 1997). Kerangka teori inilah yang juga menjadi dasar dari hipotesis
yang disajikan pada bagian pendahuluan tadi.
Perhatikan contoh berikut untuk memberi gambaran tentang cara penyajian cuplikan/sitasi/atau kutipan dalam suatu
penyajian kajian pustaka.
Dalam bentuk cuplikan/sitasi
Media
merupakan bentuk generik komunikasi yang berkaitan dengan cara penyajian ilmu
pengetahuan atau materi pendidikan (Bates, 1995).
atau
Bates
(1995) menyatakan bahwa media merupakan bentuk generik komunikasi yang
berkaitan dengan cara penyajian ilmu pengetahuan atau materi pendidikan.
atau
Seperti
yang dikemukakan oleh Bates (1995), media merupakan bentuk generik komunikasi
yang berkaitan dengan cara penyajian ilmu pengetahuan atau materi pendidikan.
Dalam bentuk kutipan seperti pernyataan aslinya
“…
media is a generic type of communication
related to content delivery (Bates, 1995, hal. 221)”
atau
Moore
(2001) mengkategorikan e-learning ke
dalam synchronous dan asynchronous e-learning, seperti
pernyataannya sebagai berikut.
Synchronous
e-learning imitates a classroom, which mean classes take place in real-time and
connect instructors and students via streaming audio and video or through a
chat room. Asynchronous e-learning lets a student access prepackage training on
his own time, working at his own pace and communicating with the instructor or
other students through e-mail (hal.1)
Seperti dalam contoh tersebut jika
pernyataan yang dikutip cukup panjang, biasanya jika terdiri dari tiga baris
atau lebih maka kutipan disampaikan dalam paragraf tersendiri dengan indent.
Hal yang perlu diperhatikan juga bahwa kajian pustaka disampaikan dalam bentuk
kutipan maka sumber perlu disebutkan sampai dengan nomor halamannya, sedangkan
jika hanya dikutip/disitasi maka cukup ditulis sampai dengan tahun
penerbitannya saja.
Sedangkan cara memaparkan kerangka teori
umumnya sangat ekstensif sehingga sulit untuk memberikan contoh singkat yang
komprehensif. Namun sebagai gambaran umum, perhatikan cuplikan paragraf
berikut.
Fenomena
dropout
merupakan fenomena yang telah banyak dikaji para pakar dan praktisi pendidikan,
khususnya dalam pendidikan jarak jauh …. Menurut Tinto (1975), perilaku dropout dipengaruhi oleh karakteristik
awal siswa ketika masuk yang membentuk tujuan dan komitmen belajarnya, serta
proses integrasi siswa dalam sistem pembelajaran, baik secara normatif maupun
struktural. Tinto juga membedakan antara integrasi sosial yang didefinisikan
sebagai integrasi siswa dengan sistem sosial sekolah/kampus dengan integrasi
struktural yang didefinisikan sebagai integrasi antara siswa dengan
standar-standar akademik yang harus di penuhinya. Kedua proses integrasi ini
diyakini Tinto dapat diintervensi oleh institusi dengan upaya tertentu, untuk
menggiring siswa ke arah persistensi …. Model Tinto ini, kemudian dikembangkan
oleh Kember (1989) yang menekankan pentingnya pemahaman tentang lingkungan dan
latar belakang pekerjaan siswa jika model tersebut akan diaplikasikan pada
konteks pendidikan jarak jauh karena siswa pendidikan jarak jauh pada umumnya
adalah orang dewasa yang telah bekerja ….
3)
Metodologi
Penelitian
Perbedaan
utama antara karya ilmiah dengan bukan karya ilmiah adalah pada metodologi.
Karya ilmiah termasuk laporan penelitian adalah suatu karya yang
melaporkan suatu kegiatan ilmiah yang
dicirikan dari prosedur pelaksanaannya
yang logis dan sistematis. Prosedur tersebut dalam laporan penelitian dituangkan
dalam bagian metodologi. Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara terperinci
mengenai pendekatan atau desain penelitian, populasi dan sampel penelitian,
metode pengumpulan dan analisis data,
serta kelemahan-kelemahan penelitian.
Uraian
mengenai pendekatan dan desain penelitian pada umumnya menjelaskan tentang,
penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif atau
kualitatif,sensus atau survey, erros seetion, atau time-series,atau
korelasional, eksperimen murni atau buatan ataupun pendekatan- pendekatan umum
lainnya yang digunakan sebagai kerangka umum penelitian.
Penjelasan
mengenai populasi menerangkan mengenai kelompok target yang menjadi sasaran
dalam generalisasi temuan, sedangkan penjelasan mengenai sampel menjelaskan
tentang kelompok kecil wakil populasi yang dijadikan sumber data penelitian.
Pada bagian ini juga dijelaskan tentang
metode penarikan sampel, apakah misalnya secara acak, acak bertahap,klaster
atau terpilih (purposive) sesuai dengan kebutuhan data berdasarkan tujuan penelitian.
Pembahasan
tentang metode pengumpulan dan analisis
data pada dasarnya merupakaninti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini
penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai bagaimana data
dikumpulkan dari responden atau sampel penelitian serta metode analisis,
seperti apa yang digunakan untuk
menjawab pertanyaan penelitian ataupun hipotesis yang diajukan pada bagian
pendahuluan. Misalnya apakah data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner
atau daftar pertanyaan, wawancara ataukah observasi langsung. Kemudian apakah
data dianalisis secara kualitatif ataukah
dengan menggunakan teknik analisis statistik tertentu. Pada bagian ini,
penulis juga perlu menjelaskan alasan pemilihan metode atau teknik yang
digunakan tersebut didasarkan pada relevansi dengan tujuan penelitian.
Hal
yang tidak kalah pentingnya dalam bagian metodologi penelitian ini adalah
uraian tentang kelemahan-kelemahan yang membatasi penelitian yang telah
dilakukan. Penjelasan tentang kelemahan-kelemahan ini sangat penting karena
akan memberikan perspektif kepada pembaca laporan tentang bagaimana cara
menyikapi temuan dan simpulan hasil penelitian. Kelemahan-
kelemahan yang umumnya diungkapkan adalah yang berhubungan dengan hal seperti
keterbatasan jumlah sampel, kemungkinan kontaminasi data (apabila penelitian
eksperimental), serta keterbatasan waktu dan dana penelitian.
4)
Hasil
dan Pembahasan
Hasil
dan pembahasan dalam sebuah laporan penelitian pada dasarnya merupakan inti
dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis harus menyajikan secara
cermat dan jelas mengenai analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian
pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Bagian
ini terkadang dikemas sebagai Hasil dan Diskusi.
Hal ini pada umumnya terjadi karena penulis ingin menunjukkan pembahasan yang
mendalam mengenai penemuan- penemuan dalam studi atau penelitian yang
dilakukan. Apabila penelitian merupakan penelitian kuantitatif, penulis pada
bagian ini akan memfokuskan pada hasil analisis statistik secara singkat,
kemudian diikuti dengan pembahasnya.
Penyajian hasil analisis dapat dilakukan
secara naratif ataupun dalam bentuk
gambar,diagram, dan tabel.
Secara
umum, bagian ini harus menekankan tiga hal, yaitu:
a)
Hasil analisis lengkap;
b)
Hasil analisis pokok yang
berhubungan dengan tujuan dan pertanyaan atau hipotesis penelitian;
c)
Pembahasan mengenai hal
tersebut dihubungkan dengan teori dan penelitian terdahulu yang disajikan dalam
bagian Kajian Pustaka dan atau Kerangka Teori.
Untuk
dapat memahami bagaimana menuliskan bagian “Hasil dan Pembahasannya” dalam suatu laporan
penelitian, perhatikan contoh singkat berikut yang memperlihatkan 3 bagian
penting yang perlu dituliskan seperti telah dijelaskan.
Pertanyaan utama penelitian ini adalah
untuk mengetahui, apakah pemberian layanan konseling kepada siswa dapat meningkatkan tingkat
penyelesaian tugas belajar yang
diberikan kepada mereka. Tabel X
menunjukkan hasil analisis statistik (uji t) yang memperlihatkan bahwa ternyata
perlakuan yang diberikan kepada siswa, yaitu pemberian layanan konseling,
secara nyata dapat meningkatkan penyelesaian belajar mereka.
Tabel X
Hasil Uji t
Kelompok
|
N
|
Rata-rata
|
t
|
df
|
Sig
|
Perlakuan
|
933
|
.9901
|
7.53*
|
1836
|
.000
|
Kontrol
|
933
|
.9581
|
7.47**
|
1924
|
.000
|
Tabel X tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat
penyelesaian belajar rata-rata siswa Kelompok Perlakuan mencapai 100% (0,9901),
sedangkan tingkat penyelesaian belajar rata-rata siswa Kelompok Kontrol (yaitu
kelompok siswa yang tidak mendapat layanan konseling) hanya 95,81%. Perbedaan
tngkat penyelesaian belajar rata-rata kedua kelompok ini secara statistic
signifikan dengan tingkat kepercayaan
yang sangat meyakinkan (sig =0,000). Hal ini megidektifikasikan bahwa siswa
yang mendapat layanan belajar konseling
memiliki tingkat penyelesaian belajar yang lebih tinggi.Temuan ini
sejalan dnegan temuan-temuan penelitian serupa sebelumnya. Marzuki (1999),
Acmad (2002), dan Darusman (2003), misalnya menemukan bahwa pemberian bimbingan
belajar yang lebih intensif berupa konseling ataupun tutorial memang mampu
meningkatkan tingkat penyelesaian dan hasil belajar siswa secara signifikan dan
seterusnya.
5)
Simpulan
dan Saran
Bagian ini
merupakan akhir dari laporan penelitian, namun merupakan bagian yang sangat
penting. Efendi (1991) mengemukakan bahwa simpulan adalah gambaran umum seluruh
analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Pada
dasarnya simpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi
yang telah dituliskan oleh penulis pada bagian analisis dan pembahasan.
Intinya, pada bagian ini penulis secara terperinci dan eksplisit merumuskan
simpulan – simpulan tentang temuan penelitiannya berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan pada bagian sebelumnya. Butir – butir simpulan yang perlu ditekankan
disini adalah yang secara langsung menjawab pertanyaan penelitian ataupun
pernyataan yang menyatakan menolak atau menerima hipotesis penelitian.
Kemudian, pada bagian simpulan juga biasanya dilakukan generalisasi hasil
penelitian dari sampel kepada tingkat populasi yang ditargetkan.
Penulisan simpulan
dapat dilakukan dengan menggunakan penomoran (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya)
ataupun secara naratif. Cara penulisan dengan penomoran terkesan sebagai
penulisan yang terlepas satu dengan yang yang lain sehingga terkesan tidak
mengalir. Oleh karena itu, penulisan simpulan lebih baik dan informatif apabila
dipaparkan dalam bentuk kalimat atau paragraph. Cara ini akan menjadi alur
penulisan menjadi lebih mengalir.
Setelah simpulan,
pada bagian ini biasanya disampaikan pula saran – saran yang dianggap penting
untuk dikemukakan oleh penulis. Peneliti harus menyususn sejumlah saran yang
mengarah pada kemungkinan perlunya suatu penelitian serupa dengan memperbaiki
keterbatasan rancangan penelitian yang sudah dilakukan. Saran – saran ini dapat
berkaitan dengan jenis penelitian lanjutan yang dapat dilakukan serta metode
penelitian yang lebih baik digunakan, penerapan hasil penelitian, serta saran –
saran lain yang terkait dengan hasil penelitian atau bagaimana mengatasi
hambatan – hambatan yang telah dialami oleh penulis dapat penelitian yang telah
dilakukan. Walaupun saran dapat dituliskan pada bagian akhir dari sebuah karya
ilmiah, tetapi penulisan mengenai saran ini tidak menjadi keharusan.
2.3 Sistematika
Bagian Penutup dalam Laporan Penelitian
Bagian yang tidak
kalah penting dalam penulisan sebuah laporan penelitian lengkap adalah bagian
penutup. Bagian penutup pada umumnya terdiri dari daftar pustaka, lampiran
serta daftar indeks dan atau glosarium. Dari ketiga hal tersebut, daftar
pustaka merupakan hal yang paling wajib dicantumkan oleh penulis, sedangkan
kedua hal lain, yaitu lampiran dan daftar indeks hanya dituliskan apabila
diperlukan.
Daftar pustaka
merupakan komponen yang wajib dicantumkan oleh penulis karena hal ini
mencerminkan acuan yang digunakan oleh penulis baik dalam melakukan penelitian
maupun dalam menyusun laporan. Pustaka yang dapat dimasukkan dalam daftar
adalah hanya yang sangat signifikan dan erkait dengan kegiatan penelitian yang
ditulis dan dipublikasikan bak melalui bahan cetakan, elektronik maupun
seminar. Daftar pustaka yang dipublikasikan dapat berupa buku teks, majalah,
jurnal makalah, surat kabar, dan lain – lain.
Penulisan daftar
pustaka baik itu berupa buku teks, majalah, jurnal makalah, maupun surat kabar
pada umumnya harus mencantumkan beberapa dasar berikut.
a)
Nama penulis.
b)
Tahun terbit.
c)
Judul pustaka.
d)
Tempat terbit.
e)
Nama penerbit.
Pada
umumnya urutan daftar pustaka mengacu pada urutan nama belakang secara
alpabetikal. Secara lebih terperinci, tata cara penulisan daftar pustaka
biasanya mengikuti aturan baku yang berlaku secara internasional. Penulisan
daftar pustaka dari buku teks berbeda dengan peulisan daftar pustaka yang
diambil dari jurnal ilmiah misalnya. Setiap penulis harus mengacu pada
penulisan baku tersebut. Banyak aturan baku penulisan daftar pustaka yang
berlaku. Tidak menjadi masalah aturan mana yang digunakan selama penggunaannya
konsisten. Berikut adalah contoh Daftar Pustaka yang disusun sesuai standar
internasional yang paling banyak digunakan, yaitu standar dari Association of American Psychology (APA).
1)
Buku
(a)
Penulis satu orang (hanya
menulis satu buku)
Bawa,
Wayan. 1988. Dasar – Dasar Biologi Sel.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(b)
Penulis satu orang (lebih
dari satu buku dalam setahun)
Krisdalaksana,
Harimurti. 1984a. Kamus Linguistik.
Edisi 2. Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia
-------,
1984b. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia
Catatan
: Nama pengarang untuk buku berikutnya digantikan dengan tujuh tanda hubung.
(c)
Penulis satu orang (lebih
dari satu buku tahun berbeda)
Poerwadarmita,
W.J.S. 1939. Baoesastra Jawa.
Batavia: J.B. Wolters
-------,
1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Jakarta: Bala Pustaka
Catatan
: Nama pengarang untuk buku berikutnya digantikan dengan tujuh tanda hubung.
(d)
Penulis dua orang
Ramli,
Ahmad dan K.St. Pamoentjak. 1982. Kamus
Kedokteran. Cetakan Ke-9. Jakarta: Djambatan
Catatan
: Pembalikan urutan unsur nama hanya untuk nama pengarang yang pertama.
(e)
Penulis lebih dari dua
orang
Herusantosa,
Suparman, dkk. 1987. Pemetaan Bahasa –
Bahasa Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pembangunan Bahasa
Catatan :
yang ditulis hanya nama pengarang yang pertama. Nama pengarang yang diganti
dengan dkk.
2)
Majalah/Jurnal Ilmiah
Belawati,
T. (1998). Increasing student persistence in Indonesian
post-secondary distance education. Distance
Education, 19 (1), hal 23-34
3)
Majalah/Jurnal ilmiah
elektronik/online
Seehusen,
V. (2000). A consortia approach to
distance education delivery and management. Community College Journal of
Research & Practice, 24(1), 27-36. Dapat diakses pada URL: http://www.ccla.fl.uc/WebZ/
(memerlukan ID and password)
4)
Dalam pertemuan ilmiah
(seminar/konferensi)
Yuhetty,
H. (2003). ICT and Education in Indonesia.
Makalah dopresentasikan pada the UNESCO High Level Policy-Makers Workshop,
Bangkok: 18 – 21 Februari
5)
Dalam situs internet/website
Hansen,
L. 1999. “Non-target Effect of Bt Corn
Pollen on the Monarch Butterfly (Lepidoptera: Danaidae)”. Tersedia pada http://www.ent.iastate.edu/entsoc/ncb99/prog/abs/D81.html
(diakses pada tanggal 2 Januari 2001)
6)
Tugas akhir, Skripsi,
Tesis, atau Disertasi
Suharta,
I Gusti Putu. 1984. Pengaruh Sikap
Terhadap Matematika Terhadap Prestasi Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 1
SPGN Singaraja. Skripsi (tidak diterbitka). Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP
UNUD
Oka,
A.A. Ketut. 1984. Kontribusi
karakteristik Kepribadian terhadap Performansi Suvervisi Pengajaran Kepala
Sekolah pada Sekolah Menengah Pertama di Bali. Tesis_(tidak diterbitkan)
Fakultas Pascasarjana, IKIP Malang
Bawa,
Wayan. 1982. Pelaksanaan Kurikulum 1975
dalam Pengajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Bali.
Disertasi Doktor Kependidikan IKIP Malang. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Lampiran, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya,dapat dicantumkan apabila diperlukan. Lampiran
dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan. Instrument penelitian, seperti
kuisioner, atau daftar checklist
untuk observasi, dan bentuk lain yang terkait dengan penjelasan yang telah
dipaparkan dalam bagian inti laporan. Selain lampiran, laporan penelitian yang
lengkap biasanya juga menyertakan indeks dan atau glosarium untuk istilah –
istilah khusus yang digunakan dalam laporan. Indeks adalah daftar kata atau
istilah yang terdapat pada laporan. Efendi (1991) mengemukakan bahwa penulisan
daftar kata atau indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal atau istilah
yang akan dituliskan. Penulisan indeks pada umumnya ditujukan agar pembaca
dapat dengan cepat mencari istilah atau kata – kata khusus yang terdapat dalam
laporan tersebut. Penulisan indeks dapat dibuat berdasarkan nama atau subjek secara
alpabetikal. Untuk lebih jelas tetang indeks, perhatikan contoh indeks berikut.
1)
Berdasarkan nama :
Ahrens,
S. 70, 250
Burge,
L. 169,271
Dan
seterusnya.
(menunjukkan bahwa teks
atau narasi yang berhubungan dengan nama Ahrens, S. dapat ditemukan pada halaman
70 dan 250, sedangkan yang berhubungan dengan Burge,L. dapat ditemukan pada
halaman 169 dan 271)
2)
Berdasarkan subjek :
atmosfer akademik 9,52,
55
bagan sekolah 2, 15
evaluasi diri 40, 50
manajemen berbasis
sekolah 66, 80
(menunjukkan bahwa teks
atau narasi yang berhubungan dengan masalah atmosfer akademik dapat ditemukan
pada halaman 9, 52 dan 55; yang berhubungan dengan masalah bagan sekolah dapat
ditemukan pada halaman 2 dan 15; yang berhubungan dengan masalah evaluasi diri
dapat ditemukan pada halaman 40 dan 50, sdangkan yang berhubungan dengan
manajemen berbasis sekolah dapat ditemukan pada halaman 66 dan 80)
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.1
Sistematika Bagian Pembuka dalam Laporan Penelitian
Bagian pembuka sebuah laporan penilitian
lengkap harus mengandung komponen-komponen
seperti judul, halaman judul, halaman pengesahan, halaman penerimaan, kata
pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, bagan atau skema,
serta daftar singkatan atau lambang.
3.1.2
Sistematika Bagian Pembuka dalam Laporan Penelitian
Pada bagian inti seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan
kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan
saran disajikan secara lengkap.
3.1.3
Sistematika Bagian Pembuka dalam Laporan Penelitian
Bagian
penutup pada umumnya terdiri dari daftar pustaka, lampiran serta daftar indeks
dan atau glosarium.
3.2 Saran
Sebagai
mahasiswa yang
nantinya akan menyusun tugas akhir berupa laporan penelitian,
hendaknya mampu untuk mengetahui dan memahami secara jelas sistematika serta cara penyusunan laporan penelitian
tersebut. Hal ini bertujuan agar dapat menghasilkan sebuah laporan penelitian yang
berkualitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Wardhani, I.G.A.K. 2007. Teknik
Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Univeristas Terbuka.
Sutama, I Made, dkk. 2009. Pedoman
Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja : Universitas Pendidikan
Ganesha.
Emy.
2011. Sistematika Penulisan Skripsi.
Tersedia pada http://ulumbalumba
.wordpress.com/2011/05/12/sistematika-penulisan-skripsi/ (diakses pada tanggal
18 April 2014, pukul 13.30 WITA).
0 komentar:
Post a Comment