Thursday, October 15, 2015

SISTEMATIKA DAN CARA PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

SISTEMATIKA DAN CARA PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Menulis karya ilmiah merupakan salah satu cara bagi para akademisi baik tenaga pengajar, mahasiswa, peneliti ataupun ilmuwan untuk memaparkan gagasan, pemikiran atau temuan sehingga dapat disebarkan dan dikomunikasikan kepada sesame ilmuwan ataupun masyarakat luas lainnya. Kemampuan menulis karya ilmiah tidak dapat dimiliki oleh seseorang begitu saja. Day (1993) mendefinisikan karya ilmiah sebagai tulisan yang harus ditulis dengan cara tertentu dan juga dipublikasi dengan cara tertentu pula. Sementara Botowijoyo (1985) mengatakan bahwa karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Penulisan karya ilmiah yang baik harus mengikuti aturan baku yang lazim digunakan. Namun demikian, kualitas suatu karya ilmiah sangat ditentukan pula oleh kemampuan individu penyusun dalam menuangkan gagasannya secara runtut. Penulisan karya ilmiah yang runtut dan jelas akan melancarkan proses transfer gagasan dan pemikiran penulis kepada pembacanya. Day (1993) menyebutkan bahwa setiap karya ilmiah seharusnya mengandung empat komponen dasar, yaitu pendahuluan, metode, hasil, dan diskusi. Weissberg dan Buker (1990) lebih terperinci mengemukakan bahwa ada 5 komponen utama dalam penulisan karya ilmiah yang merupakan laporan suatu penelitian, yiatu abstrak, pendahuluan, metode, hasil, dan diskusi. Apabila kita melihat sistematika penulisan karya ilmiah secara utuh, seperti yang dikemukakan oleh Indriati (1987), komponen penulisan karya ilmiah dapat dibedakan halaman judul tulisan, abstrak, pengantar, permasalahan penelitian, bahan dan cara penelitian, hasil, pembahasan, simpulan, ucapan terima kasih, dan daftra pustaka.
Apapun bentuknya, pada dasarnya penulisan karya ilmiah memiliki sistematika atau susunan baku yang harus diikuti oleh penu;is. Sistematika karya ilmiah secara umum dapat dikaitkan sebagai aturan meletakkan bagian atau komponen karya ilmiah. Bagian atau komponen apa yang harus didahulukan dan mana yang kemudian. Walaupun secara umum sistematika karya ilmiah serupa, yaitu dimulai dengan komponen pendahuluan, isi, dan penutup, namun secara lebih spesifik sistematika karya ilmiah dapat berbeda sesuai dengan keperluan atau kepentingan pembuatan karya ilmiah itu sendiri. misalnya, komponen yang terkandung dalam sistematika karya ilmiah untuk diterbitkan dalam suatu jurnal, dapat berbeda dengan sistematika karya ilmiah utnuk jurnal yang lain. Demikian pula, sistematika untuk suatu makalah berbeda dengan sistematika suatu laporan penelitian.
Ragam karya ilmiah yang dikenal dalam dunia akademik cukup banyak, salah satunya adalah laporan penelitian. Laporan penelitian merupakan suatu media atau dokumen komunikasi antara peneliti dengan masyarakat umum terutama pembaca yang ditargetkan atau yang berkepentingan dengan penelitian yang telah dilakukan tersebut (Wardani, 1997). Oleh karena itu, apabila laporan penelitian dapat berfungsi sebagai media komunikasi yang efektif maka suatu laporan penelitian harus disusun secara jelas sehingga mudah dipahami oleh pembacanya yang tidak terlibat di dalam penelitian itu sendiri.
Walaupun ada beberapa jenis laporan penelitian yang tergantung kepada pembaca utama yang ditargetkan, namun ada suatu sistematika baku yang pada umumnya diikuti oleh setiap peneliti dalam melaporkan hasil penelitiannya. Beberapa penulis (Turk & Kirkman, 1982; Britowidjoyo, 1985; Arifin, 1987; Indriati, 2001) mengemukakan bahwa sevara umum sebhah laporan penelitian harus memiliki unsur (1) judul tulisan, (2) abstrak, (3) pendahukuan, (4) bahan dan metode penelitian, (5) hasil, (6) pembahasan, (7) simpulan dan saran, (8) daftar pustaka. Kedelapan unsur ini merupakan komponen dasar yang harus terdapat dalam sebuah laporan penelitian. Walaupun demikian, pengelompokkan penyajian unsur-unsur tersebut bervariasi sepanjang menjelaskan keseluruhan unsur yang harus disajikan. Di samping itu, masing-masing penulis dapat pula mengemukakan komponen atau unsur tambahan yang dapat memperjelas sistematika karya ilmiah. Secara umum, sistematika suatu laporan penelitian yang lengkap terdiri dari 3 bagjan pokok, yaitu : (1) bagian pembuka; (2) bagian inti; dan (3) bagian penutup.
Berdasarkan latar belakang tersebut, akan dijelaskan lebih mendalam mengenai sistematika dan cara penyusunan laporan penelitian. Hal ini bertujuan agar dapat lebih memahami dan menguasai bagaimana sistematika dan cara penyusunan laporan penelitian.

1.2    Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang tersebut, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1     Bagaimanakah sistematika bagian pembuka dalam laporan penelitian?
1.2.2     Bagaimanakah sistematika bagian inti dalam laporan penelitian?
1.2.3     Bagaimanakah sistematika bagian penutup dalam laporan penelitian?

1.3    Tujuan
Dari rumusan masalah didapatkan tujuan sebagai berikut.
1.3.1     Untuk mengetahui sistematika bagian pembuka dalam laporan penelitian.
1.3.2     Untuk mengetahui sistematika bagian inti dalam laporan penelitian.
1.3.3     Untuk mengetahui sistematika bagian penutup dalam laporan penelitian.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Sistematika Bagian Pembuka dalam Laporan Penelitian
Bagian pembuka  pada umumnya digunakan apabila laporan penelitian merupakan tulisan yang berdiri sendiri secara utuh. Untuk laporan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal atau bagian dari sebuah buku, tidak seluruh unsur dalam bagian pembuka tersebut digunakan. Dalam kasus tersebut biasanya yang digunakan hanyalah judul laporan.
Menurut Arifin (1987), bagian pembuka sebuah laporan penilitian lengkap harus mengandung komponen-komponen berikut ini.
a)      Judul
Judul merupakan pintu atau muka dari sebuah karya ilmiah. Sebelum membaca isi sebuah karya ilmiah, semua orang akan mengawali dengan membaca judul karya tersebut. Untuk itu judul sebuah karya ilmiah harus menampilkan fakta yang ingin diungkapkan,jelas, positif, singkat, khas, serta mampu menampilkan kata kunci dari sebuah tulisan. Dengan demikian, judul dapat memandu pembaca ke arah inti karya ilmiah. Rumusan judul penelitian harus singkat (maksimal 25 kata) dan spesifik, tetapi dengan jelas menggambarkan penelitian yang akan dilakukan.
b)      Halaman judul
Halaman judul diletakkan sesudah halaman depan atau cover. Pada halaman ini umumnya terdapat judul, penulis, dan penerbit (apabila diterbitkan oleh penerbit).
c)      Halaman pengesahan
Halaman judul diikuti oleh halaman pengesahan. Pengesahan terhadap laporan yang ditulis bisanya dilakukan oleh pemberi dana penelitian atau seseorang yang bertanggung jawab terhadap penelitian yang dilakukan.
d)     Halaman penerimaan
Ada berbagai pilihan untuk penerimaan skripsi oleh pembimbing. Cukup ditanda tangani oleh pembimbing saja, dapat pula disamping pengesahan oleh pembimbing juga disertai oleh tanda tangan ketua jurusan atau program studi dan tanda tangan dekan fakultas. Halaman ini tidak boleh lebih dari satu halaman.
e)      Kata pengantar
Kata pengantar dituliskan untuk memberikan gambaran secara umum kepada pembaca tentang latar belakang konteks penelitian, seperti rasional dilakukannya penelitian, tujuan yang ingin dicapai, serta hal-hal lain yang dapat memberikan gambaran mengena pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan secara umum. Pada bagian kata pengantar juga biasanya penulis menyampaikan ucapan-ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan laporannya.
f)       Abstrak
Abstrak merupakan gambaran umum mengenai substansi laporan penelitian. Pada abstrak inilah penulis menyampaikan gambaran singkat mengenai latar belakang metode, serta temuan hasil penelitian. Dengan demikian, pembaca dapat mengetahuu secara umum isi dari laporan sebelum mereka membuka halaman berikutnya.
g)      Daftar isi
Daftar isi digunakan oleh pembaca  yang ingin melihat isi karangan ilmiah. Dengan membaca lembar daftar isi, pembaca akan dapat mengetahui isi karangan ilmiah secara keseluruhan. Lemnbar daftar isis mencantumkan nomor dan judul bab-bab yang tercantum dalam laporan penelitian dengan menunjukkan halaman-halaman secara lengkap.
h)      Daftar tabel
Ada kalanya sebuah laporan penelitian menggunakan tabel – tabel yang tersebar di pelbagai halaman. Untuk memudahkan pembacaan laporan penelitian, diperlukan sebuah daftar tabel yang pada hakikatnya berfungsi memperjelas laporan penelitian.
i)        Daftar grafik, bagan atau skema
Untuk memperjelas uraian, ada kalanya laporan penelitian dilengkapi dengan grafik, bagan, atau skema yang tersebar di sejumlah halaman. Oleh karena itu, untuk mempermudah pembacaan laporan penelitian, perlu dibuatkan daftar grafik, bagan, atau skema.,
j)        Daftar singkatan dan lambang
Sejumlah singkatan ada kalanya diperlukan dalam laporan penelitian. Guna singkatan ialah untuk memanfaatkan ruang sebaik – baiknya. Contohnya saja penulis lebih baik menggunakan singkatan PJPT daripada menggunakan Pembangunan Jangka Panjang Tahap untuk penggunaan yang berulang – ulang. Kalau singkatan yang dipergunakan banyak harus disediakan ;embar untuk menuliskan daftar singkatan.

2.2  Sistematika Bagian Inti dalam Laporan Penelitian
Bagian inti merupakan bagian yang secara spesifik dan eksplisit menyajikan atau mengkomunikasikan informasi ilmiah yang ingin disampaikan. Pada bagian inti inilah seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap.
1)      Pendahuluan
Pendahuluan dalam sebuah laporan penelitian merupakan tulisan yang disusun untuk memberikan orientasi kepada pembaca mengenai isi laporan penelitian yang akan dipaparkan, sekaligus perspektif yang diperlukan oleh pembaca untuk dapat memahami/mengerti informasi yang akan disampaikan.
Secara umum bagian pendahuluan harus secara lengkap mengemukakan tentang latar belakang, ruang lingkup/pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan atau pertanyaan penelitian, serta anggapan dasar atau hipotesis. Oleh karena itu, dalam bagian pendahuluan biasanya juga dikemukakan secara ringkas teori dan hasil penelitian serupa terdahulu yang dijadikan dasar dalam pembatasan dan perumusan masalah, perumusan tujuan, serta pembuatan hipotesis. Dengan penjelasan yang lugas dan sistematis, bagian pendahuluan akan mengantarpembaca laporan penelitian kepada permasalahan penelitian serta tujuan yang ingin dicapai di akhir kegiatan penelitian. Isi bagian pendahuluan ini biasanya tidak jauh berbeda dengan isi bagian pendahuluan pada proposal penelitian, yang merupakan dasar pijakan bagi peneliti untuk melakukan kegiatan kajian pustaka sebelum penelitian dilakukan.
Latar belakang masalah yang baik harus mengandung tiga hal, yaitu (1) penelaahan/pembahasan mengenai literatur maupun hasil penelitian lain yang relevan dengan masalah yang ingin diteliti; (2) penjelasan mengapa peneliti menganggap masalah/topik tersebut penting untuk dipelajari/diteliti; dan (3) manfaat hasil penelitian bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya dalam praktik. Apabila ketiga hal pokok ini sudah dijabarkan dengan jelas namun cukup singkat, kemudian diteruskan dengan penyajian rumusan masalah dan tujuan penelitian. Rumusan atau formulasi tujuan penelitian dapat beupa pernyataan atau hipotesis. Hipotesis adalah suatu pernyataan sementara mengenai ada tidaknya hubungan antara 2 atau lebih variabel/fenomena yang diteliti. Hal yang perlu diingat adalah perlu adanya kata-kata kunci yang konsisten yang digunakan pada rumusan masalah, tujuan dan hipotesis, yaitu nama-nama variabel yang ingin dihubungkan, dibedakan atau diteliti.

2)      Kajian Pustaka dan Kerangka Teori
Kajian pustaka merupakan bagian penting dari suatu laporan penelitian karena pada bagian ini diungkapkan teori-teori serta hasil-hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pada topik yang sama atau serupa. Berdasarkan analisis mendalam mengenai pustaka-pustaka tersebut, peneliti biasanya dapat membatasi masalah dan ruang lingkup penelitian, serta menemukan variabel-variabel penelitian yang penting dan hubungan antar variabel-variabel tersebut. Kajian pustaka juga dapat membantu peneliti dalam menentukan pendekatan penelitiannya agar tidak steril, serta untuk membantu peneliti dalam menafsirkan hasil analisis data dan menarik simpulan penelitian (Puspitasari dan Anggoro, 1997).
Dalam suatu laporan penelitian unggulan, seperti tesis atau disertasi biasanya juga disusun suatu kerangka teori berdasarkan hasil analisis atau kajian pustaka yang telah dilakukan. Kerangka teori ini merupakan dasar pemikiran yang menerangkan dari sudut mana suatu permasalahan akan ditinjau, yaitu dengan menjelaskan hubungan antar konsep yang nantinya dijabarkan menjadi berbagai variabel penelitian (Puspitasari dan Anggoro, 1997). Kerangka teori inilah yang juga menjadi dasar dari hipotesis yang disajikan pada bagian pendahuluan tadi.
Perhatikan contoh berikut untuk memberi gambaran tentang cara penyajian cuplikan/sitasi/atau kutipan dalam suatu penyajian kajian pustaka.

Dalam bentuk cuplikan/sitasi
Media merupakan bentuk generik komunikasi yang berkaitan dengan cara penyajian ilmu pengetahuan atau materi pendidikan (Bates, 1995).
atau
Bates (1995) menyatakan bahwa media merupakan bentuk generik komunikasi yang berkaitan dengan cara penyajian ilmu pengetahuan atau materi pendidikan.
atau
Seperti yang dikemukakan oleh Bates (1995), media merupakan bentuk generik komunikasi yang berkaitan dengan cara penyajian ilmu pengetahuan atau materi pendidikan.
Dalam bentuk kutipan seperti pernyataan aslinya
“… media is a generic type of communication related to content delivery (Bates, 1995, hal. 221)”
atau
Moore (2001) mengkategorikan e-learning ke dalam synchronous dan asynchronous e-learning, seperti pernyataannya sebagai berikut.

Synchronous e-learning imitates a classroom, which mean classes take place in real-time and connect instructors and students via streaming audio and video or through a chat room. Asynchronous e-learning lets a student access prepackage training on his own time, working at his own pace and communicating with the instructor or other students through e-mail (hal.1)

Seperti dalam contoh tersebut jika pernyataan yang dikutip cukup panjang, biasanya jika terdiri dari tiga baris atau lebih maka kutipan disampaikan dalam paragraf tersendiri dengan indent. Hal yang perlu diperhatikan juga bahwa kajian pustaka disampaikan dalam bentuk kutipan maka sumber perlu disebutkan sampai dengan nomor halamannya, sedangkan jika hanya dikutip/disitasi maka cukup ditulis sampai dengan tahun penerbitannya saja.
Sedangkan cara memaparkan kerangka teori umumnya sangat ekstensif sehingga sulit untuk memberikan contoh singkat yang komprehensif. Namun sebagai gambaran umum, perhatikan cuplikan paragraf berikut.
Fenomena dropout merupakan fenomena yang telah banyak dikaji para pakar dan praktisi pendidikan, khususnya dalam pendidikan jarak jauh …. Menurut Tinto (1975), perilaku dropout dipengaruhi oleh karakteristik awal siswa ketika masuk yang membentuk tujuan dan komitmen belajarnya, serta proses integrasi siswa dalam sistem pembelajaran, baik secara normatif maupun struktural. Tinto juga membedakan antara integrasi sosial yang didefinisikan sebagai integrasi siswa dengan sistem sosial sekolah/kampus dengan integrasi struktural yang didefinisikan sebagai integrasi antara siswa dengan standar-standar akademik yang harus di penuhinya. Kedua proses integrasi ini diyakini Tinto dapat diintervensi oleh institusi dengan upaya tertentu, untuk menggiring siswa ke arah persistensi …. Model Tinto ini, kemudian dikembangkan oleh Kember (1989) yang menekankan pentingnya pemahaman tentang lingkungan dan latar belakang pekerjaan siswa jika model tersebut akan diaplikasikan pada konteks pendidikan jarak jauh karena siswa pendidikan jarak jauh pada umumnya adalah orang dewasa yang telah bekerja …. 

3)      Metodologi Penelitian
Perbedaan utama antara karya ilmiah dengan bukan karya ilmiah adalah pada metodologi. Karya ilmiah termasuk laporan penelitian adalah suatu karya yang melaporkan  suatu kegiatan ilmiah yang dicirikan  dari prosedur pelaksanaannya yang logis dan sistematis. Prosedur tersebut dalam laporan penelitian dituangkan dalam bagian metodologi. Pada bagian ini biasanya dijelaskan secara terperinci mengenai pendekatan atau desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan  dan analisis data, serta kelemahan-kelemahan penelitian.
Uraian mengenai pendekatan dan desain penelitian pada umumnya menjelaskan tentang, penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif atau kualitatif,sensus atau survey, erros seetion, atau time-series,atau korelasional, eksperimen murni atau buatan ataupun pendekatan- pendekatan umum lainnya yang digunakan sebagai kerangka umum penelitian.
Penjelasan mengenai populasi menerangkan mengenai kelompok target yang menjadi sasaran dalam generalisasi temuan, sedangkan penjelasan mengenai sampel menjelaskan tentang kelompok kecil wakil populasi yang dijadikan sumber data penelitian. Pada  bagian ini juga dijelaskan tentang metode penarikan sampel, apakah misalnya secara acak, acak bertahap,klaster atau terpilih (purposive) sesuai dengan kebutuhan data berdasarkan tujuan penelitian.
Pembahasan tentang  metode pengumpulan dan analisis data pada dasarnya merupakaninti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai bagaimana data dikumpulkan dari responden atau sampel penelitian serta metode analisis, seperti apa yang digunakan  untuk menjawab pertanyaan  penelitian  ataupun hipotesis yang diajukan pada bagian pendahuluan. Misalnya apakah data yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner atau daftar pertanyaan, wawancara ataukah observasi langsung. Kemudian apakah data dianalisis secara kualitatif ataukah  dengan menggunakan teknik analisis statistik tertentu. Pada bagian ini, penulis juga perlu menjelaskan alasan pemilihan metode atau teknik yang digunakan tersebut didasarkan pada relevansi dengan tujuan penelitian.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam bagian metodologi penelitian ini adalah uraian tentang kelemahan-kelemahan yang membatasi penelitian yang telah dilakukan. Penjelasan tentang kelemahan-kelemahan ini sangat penting karena akan memberikan perspektif kepada pembaca laporan tentang bagaimana cara menyikapi  temuan  dan simpulan hasil penelitian. Kelemahan- kelemahan yang umumnya diungkapkan adalah yang berhubungan dengan hal seperti keterbatasan jumlah sampel, kemungkinan kontaminasi data (apabila penelitian eksperimental), serta keterbatasan waktu dan dana penelitian.

4)      Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan dalam sebuah laporan penelitian pada dasarnya merupakan inti dari sebuah tulisan ilmiah. Pada bagian ini penulis harus menyajikan secara cermat dan jelas mengenai analisis data serta pembahasannya berdasarkan kajian pustaka dan kerangka teori yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Bagian ini terkadang dikemas sebagai Hasil dan Diskusi. Hal ini pada umumnya terjadi karena penulis ingin menunjukkan pembahasan yang mendalam mengenai penemuan- penemuan dalam studi atau penelitian yang dilakukan. Apabila penelitian merupakan penelitian kuantitatif, penulis pada bagian ini akan memfokuskan pada hasil analisis statistik secara singkat, kemudian diikuti  dengan pembahasnya. Penyajian  hasil analisis dapat dilakukan secara naratif ataupun dalam bentuk  gambar,diagram, dan tabel.
Secara umum, bagian ini harus menekankan tiga hal, yaitu:
a)      Hasil analisis lengkap;
b)      Hasil analisis pokok yang berhubungan dengan tujuan dan pertanyaan atau hipotesis penelitian;
c)      Pembahasan mengenai hal tersebut dihubungkan dengan teori dan penelitian terdahulu yang disajikan dalam bagian Kajian Pustaka dan atau Kerangka Teori.
Untuk dapat memahami bagaimana menuliskan bagian “Hasil  dan Pembahasannya” dalam suatu laporan penelitian, perhatikan contoh singkat berikut yang memperlihatkan 3 bagian penting yang perlu dituliskan seperti telah dijelaskan.

Pertanyaan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui, apakah pemberian layanan konseling kepada  siswa dapat meningkatkan tingkat penyelesaian  tugas belajar yang diberikan kepada mereka. Tabel  X menunjukkan hasil analisis statistik (uji t) yang memperlihatkan bahwa ternyata perlakuan yang diberikan kepada siswa, yaitu pemberian layanan konseling, secara nyata dapat meningkatkan penyelesaian belajar mereka.

Tabel X
Hasil Uji t
Kelompok
N
Rata-rata
t
df
Sig
Perlakuan
933
.9901
7.53*
1836
.000
Kontrol
933
.9581
7.47**
1924
.000


Tabel X tersebut juga menunjukkan bahwa tingkat penyelesaian belajar rata-rata siswa Kelompok Perlakuan mencapai 100% (0,9901), sedangkan tingkat penyelesaian belajar rata-rata siswa Kelompok Kontrol (yaitu kelompok siswa yang tidak mendapat layanan konseling) hanya 95,81%. Perbedaan tngkat penyelesaian belajar rata-rata kedua kelompok ini secara statistic signifikan  dengan tingkat kepercayaan yang sangat meyakinkan (sig =0,000). Hal ini megidektifikasikan bahwa siswa yang mendapat layanan belajar konseling  memiliki tingkat penyelesaian belajar yang lebih tinggi.Temuan ini sejalan dnegan temuan-temuan penelitian serupa sebelumnya. Marzuki (1999), Acmad (2002), dan Darusman (2003), misalnya menemukan bahwa pemberian bimbingan belajar yang lebih intensif berupa konseling ataupun tutorial memang mampu meningkatkan tingkat penyelesaian dan hasil belajar siswa secara signifikan dan seterusnya.

5)      Simpulan dan Saran
Bagian ini merupakan akhir dari laporan penelitian, namun merupakan bagian yang sangat penting. Efendi (1991) mengemukakan bahwa simpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis dari penelitian yang dilakukan. Pada dasarnya simpulan diperoleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang telah dituliskan oleh penulis pada bagian analisis dan pembahasan. Intinya, pada bagian ini penulis secara terperinci dan eksplisit merumuskan simpulan – simpulan tentang temuan penelitiannya berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bagian sebelumnya. Butir – butir simpulan yang perlu ditekankan disini adalah yang secara langsung menjawab pertanyaan penelitian ataupun pernyataan yang menyatakan menolak atau menerima hipotesis penelitian. Kemudian, pada bagian simpulan juga biasanya dilakukan generalisasi hasil penelitian dari sampel kepada tingkat populasi yang ditargetkan.
Penulisan simpulan dapat dilakukan dengan menggunakan penomoran (1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya) ataupun secara naratif. Cara penulisan dengan penomoran terkesan sebagai penulisan yang terlepas satu dengan yang yang lain sehingga terkesan tidak mengalir. Oleh karena itu, penulisan simpulan lebih baik dan informatif apabila dipaparkan dalam bentuk kalimat atau paragraph. Cara ini akan menjadi alur penulisan menjadi lebih mengalir.
Setelah simpulan, pada bagian ini biasanya disampaikan pula saran – saran yang dianggap penting untuk dikemukakan oleh penulis. Peneliti harus menyususn sejumlah saran yang mengarah pada kemungkinan perlunya suatu penelitian serupa dengan memperbaiki keterbatasan rancangan penelitian yang sudah dilakukan. Saran – saran ini dapat berkaitan dengan jenis penelitian lanjutan yang dapat dilakukan serta metode penelitian yang lebih baik digunakan, penerapan hasil penelitian, serta saran – saran lain yang terkait dengan hasil penelitian atau bagaimana mengatasi hambatan – hambatan yang telah dialami oleh penulis dapat penelitian yang telah dilakukan. Walaupun saran dapat dituliskan pada bagian akhir dari sebuah karya ilmiah, tetapi penulisan mengenai saran ini tidak menjadi keharusan.
 
2.3  Sistematika Bagian Penutup dalam Laporan Penelitian
Bagian yang tidak kalah penting dalam penulisan sebuah laporan penelitian lengkap adalah bagian penutup. Bagian penutup pada umumnya terdiri dari daftar pustaka, lampiran serta daftar indeks dan atau glosarium. Dari ketiga hal tersebut, daftar pustaka merupakan hal yang paling wajib dicantumkan oleh penulis, sedangkan kedua hal lain, yaitu lampiran dan daftar indeks hanya dituliskan apabila diperlukan.
Daftar pustaka merupakan komponen yang wajib dicantumkan oleh penulis karena hal ini mencerminkan acuan yang digunakan oleh penulis baik dalam melakukan penelitian maupun dalam menyusun laporan. Pustaka yang dapat dimasukkan dalam daftar adalah hanya yang sangat signifikan dan erkait dengan kegiatan penelitian yang ditulis dan dipublikasikan bak melalui bahan cetakan, elektronik maupun seminar. Daftar pustaka yang dipublikasikan dapat berupa buku teks, majalah, jurnal makalah, surat kabar, dan lain – lain.
Penulisan daftar pustaka baik itu berupa buku teks, majalah, jurnal makalah, maupun surat kabar pada umumnya harus mencantumkan beberapa dasar berikut.
a)      Nama penulis.
b)      Tahun terbit.
c)      Judul pustaka.
d)     Tempat terbit.
e)      Nama penerbit.
Pada umumnya urutan daftar pustaka mengacu pada urutan nama belakang secara alpabetikal. Secara lebih terperinci, tata cara penulisan daftar pustaka biasanya mengikuti aturan baku yang berlaku secara internasional. Penulisan daftar pustaka dari buku teks berbeda dengan peulisan daftar pustaka yang diambil dari jurnal ilmiah misalnya. Setiap penulis harus mengacu pada penulisan baku tersebut. Banyak aturan baku penulisan daftar pustaka yang berlaku. Tidak menjadi masalah aturan mana yang digunakan selama penggunaannya konsisten. Berikut adalah contoh Daftar Pustaka yang disusun sesuai standar internasional yang paling banyak digunakan, yaitu standar dari Association of American Psychology (APA).
1)      Buku
(a)    Penulis satu orang (hanya menulis satu buku)
Bawa, Wayan. 1988. Dasar – Dasar Biologi Sel. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(b)   Penulis satu orang (lebih dari satu buku dalam setahun)
Krisdalaksana, Harimurti. 1984a. Kamus Linguistik. Edisi 2. Cetakan Kedua. Jakarta: Gramedia
-------, 1984b. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia
Catatan : Nama pengarang untuk buku berikutnya digantikan dengan tujuh tanda hubung.
(c)    Penulis satu orang (lebih dari satu buku tahun berbeda)
Poerwadarmita, W.J.S. 1939. Baoesastra Jawa. Batavia: J.B. Wolters
-------, 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Bala Pustaka
Catatan : Nama pengarang untuk buku berikutnya digantikan dengan tujuh tanda hubung.
(d)   Penulis dua orang
Ramli, Ahmad dan K.St. Pamoentjak. 1982. Kamus Kedokteran. Cetakan Ke-9. Jakarta: Djambatan
Catatan : Pembalikan urutan unsur nama hanya untuk nama pengarang yang pertama.
(e)    Penulis lebih dari dua orang
Herusantosa, Suparman, dkk. 1987. Pemetaan Bahasa – Bahasa Nusa Tenggara Barat. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pembangunan Bahasa
Catatan : yang ditulis hanya nama pengarang yang pertama. Nama pengarang yang diganti dengan dkk.
2)      Majalah/Jurnal Ilmiah
Belawati, T. (1998).  Increasing student persistence in Indonesian post-secondary distance education. Distance Education, 19 (1), hal 23-34
3)      Majalah/Jurnal ilmiah elektronik/online
Seehusen, V. (2000). A consortia approach to distance education delivery and management. Community College Journal of Research & Practice, 24(1), 27-36. Dapat diakses pada URL: http://www.ccla.fl.uc/WebZ/ (memerlukan ID and password)
4)      Dalam pertemuan ilmiah (seminar/konferensi)
Yuhetty, H. (2003). ICT and Education in Indonesia. Makalah dopresentasikan pada the UNESCO High Level Policy-Makers Workshop, Bangkok: 18 – 21 Februari
5)      Dalam situs internet/website
Hansen, L. 1999. “Non-target Effect of Bt Corn Pollen on the Monarch Butterfly (Lepidoptera: Danaidae)”. Tersedia pada http://www.ent.iastate.edu/entsoc/ncb99/prog/abs/D81.html (diakses pada tanggal 2 Januari 2001)
6)      Tugas akhir, Skripsi, Tesis, atau Disertasi
Suharta, I Gusti Putu. 1984. Pengaruh Sikap Terhadap Matematika Terhadap Prestasi Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas 1 SPGN Singaraja. Skripsi (tidak diterbitka). Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP UNUD
Oka, A.A. Ketut. 1984. Kontribusi karakteristik Kepribadian terhadap Performansi Suvervisi Pengajaran Kepala Sekolah pada Sekolah Menengah Pertama di Bali. Tesis_(tidak diterbitkan) Fakultas Pascasarjana, IKIP Malang
Bawa, Wayan. 1982. Pelaksanaan Kurikulum 1975 dalam Pengajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Bali. Disertasi Doktor Kependidikan IKIP Malang. Jakarta: Proyek Pengadaan Buku Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Lampiran, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,dapat dicantumkan apabila diperlukan. Lampiran dapat berupa tabel, gambar, peta, bagan. Instrument penelitian, seperti kuisioner, atau daftar checklist untuk observasi, dan bentuk lain yang terkait dengan penjelasan yang telah dipaparkan dalam bagian inti laporan. Selain lampiran, laporan penelitian yang lengkap biasanya juga menyertakan indeks dan atau glosarium untuk istilah – istilah khusus yang digunakan dalam laporan. Indeks adalah daftar kata atau istilah yang terdapat pada laporan. Efendi (1991) mengemukakan bahwa penulisan daftar kata atau indeks harus berkelompok berdasarkan abjad awal atau istilah yang akan dituliskan. Penulisan indeks pada umumnya ditujukan agar pembaca dapat dengan cepat mencari istilah atau kata – kata khusus yang terdapat dalam laporan tersebut. Penulisan indeks dapat dibuat berdasarkan nama atau subjek secara alpabetikal. Untuk lebih jelas tetang indeks, perhatikan contoh indeks berikut.
1)      Berdasarkan nama :
Ahrens, S. 70, 250
Burge, L. 169,271
Dan seterusnya.
(menunjukkan bahwa teks atau narasi yang berhubungan dengan nama Ahrens, S. dapat ditemukan pada halaman 70 dan 250, sedangkan yang berhubungan dengan Burge,L. dapat ditemukan pada halaman 169 dan 271)
2)      Berdasarkan subjek :
atmosfer akademik 9,52, 55
bagan sekolah 2, 15
evaluasi diri 40, 50
manajemen berbasis sekolah 66, 80
(menunjukkan bahwa teks atau narasi yang berhubungan dengan masalah atmosfer akademik dapat ditemukan pada halaman 9, 52 dan 55; yang berhubungan dengan masalah bagan sekolah dapat ditemukan pada halaman 2 dan 15; yang berhubungan dengan masalah evaluasi diri dapat ditemukan pada halaman 40 dan 50, sdangkan yang berhubungan dengan manajemen berbasis sekolah dapat ditemukan pada halaman 66 dan 80)


BAB III
PENUTUP

3.1    Simpulan
3.1.1     Sistematika Bagian Pembuka dalam Laporan Penelitian
Bagian pembuka sebuah laporan penilitian lengkap harus mengandung komponen-komponen seperti judul, halaman judul, halaman pengesahan, halaman penerimaan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, bagan atau skema, serta daftar singkatan atau lambang.
3.1.2     Sistematika Bagian Pembuka dalam Laporan Penelitian
Pada bagian inti seluruh komponen pendahuluan, kajian pustaka dan kerangka teori, metodologi penelitian, hasil dan pembahasan, serta simpulan dan saran disajikan secara lengkap.
3.1.3     Sistematika Bagian Pembuka dalam Laporan Penelitian
Bagian penutup pada umumnya terdiri dari daftar pustaka, lampiran serta daftar indeks dan atau glosarium.

3.2    Saran
Sebagai mahasiswa  yang nantinya akan menyusun tugas akhir berupa laporan penelitian, hendaknya mampu untuk mengetahui dan memahami secara jelas sistematika serta cara penyusunan laporan penelitian tersebut. Hal ini bertujuan agar dapat menghasilkan sebuah laporan penelitian yang berkualitas.


DAFTAR PUSTAKA

Wardhani, I.G.A.K. 2007. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Univeristas Terbuka.

Sutama, I Made, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja : Universitas Pendidikan Ganesha.

Emy. 2011. Sistematika Penulisan Skripsi. Tersedia pada http://ulumbalumba .wordpress.com/2011/05/12/sistematika-penulisan-skripsi/ (diakses pada tanggal 18 April 2014, pukul 13.30 WITA).

0 komentar:

Post a Comment