BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Manusia pada dasarnya adalah fitrah, suci dari noda dan dosa.
Namun, dalam pertumbuhannya fitrah dan kesucian dari noda dan dosa itu tidak
dapat lagi dipertahankan. Demikian manusia dalam masa hidupnya selalu terpercik
dengan dosa, apakah dosa besar atau kecil bergantung pada perilaku manusia itu
sendiri.
Dewasa ini budi pekerti kita sebagai generasi penerus bangsa sebagian sudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya negatif sehingga mengarah pada penyimpangan perilaku dan budi pekerti yang kurang baik.
Dewasa ini budi pekerti kita sebagai generasi penerus bangsa sebagian sudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya negatif sehingga mengarah pada penyimpangan perilaku dan budi pekerti yang kurang baik.
Memang untuk mengatasi apa lagi melenyapkan perilaku seperti itu
amat berat. Namun, kita sebagai makhluk Tuhan tidak perlu berputus asa. Upaya
untuk mengatasi perilaku seperti itu tetap kita cari dan jalankan dengan
harapan pendidikan budi pekerti dan etika ini dapat menjawab tantangan
tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari tampaknya perlu seseorang mengetahui juga mana budi pekerti yang baik dan mana budi pekerti yang jelek. Maksudnya, dengan pengenalan itu, seseorang yang berbudi pekerti yang baik selalu berusaha menghindari budi pekerti yang jelek dalam bergaul, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan sesama, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari tampaknya perlu seseorang mengetahui juga mana budi pekerti yang baik dan mana budi pekerti yang jelek. Maksudnya, dengan pengenalan itu, seseorang yang berbudi pekerti yang baik selalu berusaha menghindari budi pekerti yang jelek dalam bergaul, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan sesama, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat.
Manusia tidak
terlepas dari interaksi sosial antara dirinya sendiri, keluarga, tetangga,
teman atau pun lingkungannya dimana di dalam interaksi tersebut terjadi
pengenalan sikap dan tingkah laku yang mencerminkan kepribadian dari seseorang
tersebut. Kepribadian dari seseorang dapat terbentuk dari berbagai faktor baik
itu faktor genetik yang dibawa sejak lahir atau faktor lingkungan tempat ia
berada. Jika seseorang berada di lingkungan yang baik, tentu kepribadiannya
akan terbentuk menjadi baik. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang berada di
lingkungan yang tidak baik maka kepribadiannya pun akan menjadi tidak baik.
Oleh sebab itu
setidaknya nilai-nilai moral dan akhlak yang baik mulai ditanamkan sejak dini
terutama kepada anak-anak agar kelak mereka dapat bersikap dan bertindak sesuai
dengan keadaannya. Selain itu dengan dibiasakan bersikap yang baik, di dalam
pikiran dan hatinya akan tertanam kuat nilai-nilai moral tersebut.
Namun
sebelum mempelajari budi pekerti lebih dalam lagi hendaknya kita mengetahui
terlebih dahulu tentang konsep budi pekerti menurut Alam Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang akan dibahas pada makalah ini.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.2.1
Bagaimana konsep budi
pekerti menurut Alam Kamus Besar Bahasa Indonesia?
1.3
Tujuan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut.
1.3.1
Untuk mengetahui konsep
budi pekerti menurut Alam Kamus Besar Bahasa Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Budi Pekerti
Menurut Alam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Pengertian budi pekerti dapat dikaji
dari berbagai sudut pandang, antara lain secara etimologi (asal usul kata),
leksikal (kamus), konsepsional (teori) dan operasional (praktis). Namun dalam
makalah ini hanya akan dibahas mengenai pengertian budi pekerti yang dikali dari
sudut pandang secara leksikal atau kamus.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi
pekerti diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Budi
pekerti dalam bahasa Arab disebut dengan akhlak, dalam kosa kata latin dikenal
dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris disebtu ethics.
Budi merupakan alat batin yang memandukan akal dan
perasaan untuk menimbang baik buruk, benar salah, watak, perbuatan, daya upaya
dan akal sehingga menentukan kualitas diri seseorang yang tercermin dalam
ucapan dan perbuatannya. Budi pekerti berkaitan erat dengan sikap dan perilaku
dalam hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, keluarga,
masyarakat, bangsa dan alam sekitar.
Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa budi pekerti
berkaitan erat dengan adab yang menunjukkan sifat batin manusia, misalnya
keinsyafan tentang kesucian, kemerdekaan, keadilan, ketuhanan, cinta kasih dan
kesosialan.
Nilai-nilai budi pekerti antara lain meliputi adil, amanah, antisipasif, baik sangka, bekerja keras,
beradab, berani berbuat benar, berpikir jauh ke depan, bersahaja, bersemangat,
bijaksana, cerdas, cermat, cinta ilmu, dedikasi, demokratis, dinamis, disiplin,
efesien, efektif, empati, gigih, giat, hemat, hormat, hati-hati, harmonis,
iman, ikhlas, istighfar, inisiatif, inovatif, jujur, kasih sayang, keras
kemauan, ksatria, komitmen, konstruktif, konsisten, kooperatif, kreatif, lapang
dada, lemah lembut, lugas, mandiri, manusiawi, mawas diri, menghargai, menjaga,
nalar (logis), optimis, patriotik, pemaaf, pemurah, pengabdian, pengendalian
diri, percaya diri, produktif, proaktif rajin, ramah, rasa indah, rasa malu,
rasional, rela berkorban, rendah hati, sabar, saleh, setia, sopan santun,
sportif, susila, syukur, takwa, taat, teguh, tangguh, tanggung jawab, tawakal,
tegar, tegas, tekun, tenggang rasa, terbuka, tertib, terampil, tekun, tobat,
ulet, unggul, wawasan luas, wirausaha, yakin dan sebagainya.
Nilai-nilai budi pekerti di atas mudah untuk
diucapkan tapi sulit diamalkan. Seorang pendidik untuk menjelaskan nilai-nilai
tersebut di atas tidak memerlukan waktu yang relatif lama, satu atau dua kali
tatap muka dengan peserta didik dapat dengan mudah menjelaskannya. Tapi apabila
nilai-nilai budi pekerti tersebut di atas ingin nampak dalam kepribadian sehari-hari
memerlukan waktu yang cukup lama. Untuk merealisasikannya memerlukan manajemen
dalam arti memanfaatkan dan memberdayakan segala sumber daya manusia dan benda
secara efektif, efesien, kontinyu dan konsisten.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Adapun simpulan
yang kami peroleh dari uraian makalah di atas adalah sebagai berikut.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) istilah budi
pekerti diartikan sebagai tingkah laku, perangai, akhlak dan watak. Budi
pekerti dalam bahasa Arab disebut dengan akhlak, dalam kosa kata latin dikenal
dengan istilah etika dan dalam bahasa Inggris disebtu ethics.
Budi
merupakan alat batin yang memandukan akal dan perasaan untuk menimbang baik
buruk, benar salah, watak, perbuatan, daya upaya dan akal sehingga menentukan
kualitas diri seseorang yang tercermin dalam ucapan dan perbuatannya.
Budi pekerti berkaitan erat dengan sikap dan perilaku dalam hubungan seseorang
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan alam
sekitar.
3.2
Saran
Adapun saran
yang dapat kami sampaikan melalui makalah ini adalah sebagai calon pendidik dan
salah satu generasi muda penerus bangsa hendaknya kita selalu berusaha
mengamalkan ajaran budi pekerti kapan pun dan dimana pun sesuai kemampuan kita.
Dengan mengemban tugas sebagai calon pendidik, setidaknya kita dapat
mencontohkan sikap budi pekerti yang luhur kepada anak didik kita dari hal-hal
kecil atau yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian sebagai salah
satu generasi muda penerus bangsa hendaknya kita dapat memahami dan menanamkan
ajaran budi pekerti tersebut sesuai dengan dasar negara Pancasila di dalam diri
kita, setelah itu barulah kita amalkan di dalam hidup kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Suherman, Dedi.
25 Juli 2011. Pendidikan Berwawasan Budi Pekerti. http://enewsletterdisdik.wordpress.com/2011/06/25/pendidikan-berwawasan-budi-pekerti/
Iskandar.
Minggu, 28 Oktober 2007. Apa Itu Budi Pekerti?. http://guru-iskandar.blogspot.com/2007/10/apa-itu-budi-pekerti.html
Yasrin.
Pengertian Budi Pekerti dan
Penjelasannya. 09 Juni 2011 http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2171371-pengertian-budi-pekerti-dan-penjelasannya/
0 komentar:
Post a Comment